Pengertian
Kinerja
Kinerja
dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak
memperhatikan kecuali sudah sangat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.
Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot
sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan
buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda
peringatan adanya kinerja yang merosot.
Menurut
Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira
(2001 : 78), “menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan
atau tidak dilakukan karyawan”.
Menurut
John Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan,
suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”.
Kinerja
merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak
tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan
dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui
dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut
Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang memengaruhi
kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
1.Kemampuan
mereka,
2.Motivasi,
3.Dukungan
yang diterima,
4.Keberadaan
pekerjaan yang mereka lakukan, dan
5.Hubungan
mereka dengan organisasi.
Berdasarkaan
pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas
dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam
suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan
yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. menurut
Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara
lain :
a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai
terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh
karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahlihannya.
b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude)
seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan
kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja.
Penilaian
Kinerja
Penilaian
kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu
organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program
yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian
kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara
keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya
tentang bagaimana kinerja karyawan.
Tujuan
Penilaian Kinerja
Menurut
Syafarudin Alwi ( 2001 : 187 ) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan
sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang bersifat efaluation
harus menyelesaikan : 1.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian
kompensasi 2.Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision 3.Hasil
penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan yang
bersifat development penilai harus menyelesaikan : 1.Prestasi riil yang dicapai
individu 2.Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja 3.Prestasi-
pestasi yang dikembangkan.
Manfaat
Penilaian Kinerja
Kontribusi
hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan
kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi
adalah : 1.Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja 3.Kebutuhan
latihan dan pengembangan 4.Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi,
mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja. 5.Untuk kepentingan
penelitian pegawai 6.Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai
Faktor
– Faktor yang Menyebabkan Ketidakpuasan
Dalam
praktiknya kekecewaan pelanggan yang disebabkan oleh ketidakpuasan kerap kali
terjadi. Tentu banyak sebab-sebab yang mengakibatkan munculnya rasa tidak puas
terhadap sesuatu seperti yang telah dirumuskan oleh Buchari Alma (2013:286) :
a. - Tidak sesuai harapan dengan karyawan
b. - Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan
c. - Suasana dan kondisi fisik lingkungan tidak menunjang
d. - Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh,
banyak waktu terbuang dan harga tidak sesuai
e. - Promosi / Iklan terlalu muluk, tidak sesuai dengan
kenyataan
Karyawan
merupakan aset yang penting bagi perusahaan jasa oleh karena kemampuan elemen
ini untuk menciptakan perbedaan yang dapat membentuk kepuasan dan kesetiaan
pelanggan. Kinerja karyawan terutama karyawan front-stage sangat menentukan
bagaimana proses pertukaran atau penambahan nilai tersebut berlangsung.
Ketanggapan, empati, jaminan, dan kehandalan karyawan selama proses transfer
menjadi stimulus bagi pembentukan persepsi konsumen terhadap kinerja jasa (Djati
dan Ferrinadewi, 2004). Sesuai dengan pembuktian hipotesis pertama, kepuasan pelanggan
terbentuk, jika karyawan di setiap pengecer tersebut berkinerja tinggi untuk memenuhi
berbagai tingkatan kebutuhan pelanggan. Optimalnya kinerja karyawan sangat
dipengaruhi oleh kepuasan kerja karyawan.
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja